Syabab.Com - Sejak pagi, ribuan massa dari Hizbut Tahrir Indonesia berkumpul di Monas, Jakarta. Hari Ahad (6/12) pagi massa HTI memang telah mengagendakan untuk melakukan aski damai di sejumlah kota di Indonesia menuntut pemberantasan korpusi. Di Jakarta, massa HTI mengawali aksinya di Tugu Monas, dengan berjalan kaki menuju bundaran Hotel Indonesia di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. Mereka menuntut keseriusan pemerintah dalam memberantas korupsi, dengan mengusut kasus hingga ke akar-akarnya.
Menurut pengunjuk rasa, selama ini tindakan pemberantasan korupsi tidak segencar aksi korupsi sudah merajalela sehingga telah merusak berbagai sendi kehidupan. Massa juga menuntut, sejumlah pejabat yang terlibat kasus korupsi harus segera diusut.
Massa HTI juga menyinggung soal skandal Bank Century dalam orasinya. Mereka mempertanyakan besarnya dana talangan yang mencapai Rp 6,7 triliun, yang diberikan kepada bank yang kini berganti nama menjadi Bank Mutiara. Penggelontoran dana yang begitu besar untuk bank tersebut sangat tidak adil. Apalagi dibanding dengan bantuan untuk bencana gempa di Sumatera Barat dan di lokasi lain, yang hanya puluhan miliar rupiah.
“Bencana gempa Padang dan gempa di lokasi lainnya pemerintah hanya mengeluarkan puluhan miliar, tapi kenapa untuk bank kecil seperti B0ank Century mencapai Rp 6,7 triliun,” kata salah satu pengunjuk rasa, Ustad MR Kurnia di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad(6/12/2009).
Kurnia menilai penggelontoran dana yang begitu besar untuk bank tersebut sangat tidak adil. Alasan pemerintah yang menyatakan jika Bank Century tidak dibantu maka akan terjadi dampak sistemik dinilai tidak masuk akal.
Ismail Yusanto seperti dalam pernyataan persnya menyatakan, bahwa skandal Bank Century merupakan bukti ke sekian kali dari rapuhnya sistem perbankan nasional yang berbasis ribawi dan birokrat yang berjiwa korup.
"Karena itu, skandal Bank Century ini justru seharusnya semakin meneguhkan keyakinan masyarakat akan kebobrokan sistem perbankan dan keuangan ribawi khususnya dan sistem ekonomi kapitalistik pada umumnya. Sebagai gantinya, masyarakat harus menuntut untuk tegaknya sistem ekonomi yang adil, yang bersumber dari Dzat Yang Maha Adil, itulah sistem ekonomi syariah."
Lebih lanjut Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia ini menegaskan, skandal ini juga menjadi momentum pembuktian, bahwa sistem sekuler dan rezim korup yang tengah berkuasa memang tidak bisa dipercaya. Sebagai gantinya, harus tegak sistem Islam dengan penguasa yang amanah, karena hanya dengan cara itu saja Indonesia akan benar-benar bersih dari rezim yang korup tapi juga dari sistem yang korup. Itulah sistem Islam yang diterapkan secara kaffah oleh seorang Khalifah. [m/det/lip6/syabab.com]
Foto:
Menurut pengunjuk rasa, selama ini tindakan pemberantasan korupsi tidak segencar aksi korupsi sudah merajalela sehingga telah merusak berbagai sendi kehidupan. Massa juga menuntut, sejumlah pejabat yang terlibat kasus korupsi harus segera diusut.
Massa HTI juga menyinggung soal skandal Bank Century dalam orasinya. Mereka mempertanyakan besarnya dana talangan yang mencapai Rp 6,7 triliun, yang diberikan kepada bank yang kini berganti nama menjadi Bank Mutiara. Penggelontoran dana yang begitu besar untuk bank tersebut sangat tidak adil. Apalagi dibanding dengan bantuan untuk bencana gempa di Sumatera Barat dan di lokasi lain, yang hanya puluhan miliar rupiah.
“Bencana gempa Padang dan gempa di lokasi lainnya pemerintah hanya mengeluarkan puluhan miliar, tapi kenapa untuk bank kecil seperti B0ank Century mencapai Rp 6,7 triliun,” kata salah satu pengunjuk rasa, Ustad MR Kurnia di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad(6/12/2009).
Kurnia menilai penggelontoran dana yang begitu besar untuk bank tersebut sangat tidak adil. Alasan pemerintah yang menyatakan jika Bank Century tidak dibantu maka akan terjadi dampak sistemik dinilai tidak masuk akal.
Ismail Yusanto seperti dalam pernyataan persnya menyatakan, bahwa skandal Bank Century merupakan bukti ke sekian kali dari rapuhnya sistem perbankan nasional yang berbasis ribawi dan birokrat yang berjiwa korup.
"Karena itu, skandal Bank Century ini justru seharusnya semakin meneguhkan keyakinan masyarakat akan kebobrokan sistem perbankan dan keuangan ribawi khususnya dan sistem ekonomi kapitalistik pada umumnya. Sebagai gantinya, masyarakat harus menuntut untuk tegaknya sistem ekonomi yang adil, yang bersumber dari Dzat Yang Maha Adil, itulah sistem ekonomi syariah."
Lebih lanjut Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia ini menegaskan, skandal ini juga menjadi momentum pembuktian, bahwa sistem sekuler dan rezim korup yang tengah berkuasa memang tidak bisa dipercaya. Sebagai gantinya, harus tegak sistem Islam dengan penguasa yang amanah, karena hanya dengan cara itu saja Indonesia akan benar-benar bersih dari rezim yang korup tapi juga dari sistem yang korup. Itulah sistem Islam yang diterapkan secara kaffah oleh seorang Khalifah. [m/det/lip6/syabab.com]
Foto: