TEHERAN (SuaraMedia News) – Seorang pejabat senior Iran menyerukan dibentuknya front persatuan global untuk melawan Israel guna memastikan terciptanya keadilan dan perbaikan di atas muka bumi.
Sekretaris Dewan Tertinggi Keamanan Nasional, Saeed Jalili, yang tengah melakukan kunjungan resmi ke Turki, menyampaikan permintaan tersebut pada hari Jumat lalu, ketika bertemu dengan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Jalili mengatakan bahwa dunia harus memanfaatkan secara optimal segala bentuk upaya hukum dan politik untuk menghadapi Israel. Menurutnya, hal itu hanya mungkin tercapai dengan melakukan konsolidasi hubungan regional dan menggalang dukungan internasional.
Erdogan juga menggarisbawahi pentingnya kerjasama regional, ia menambahkan bahwa pasukan asing telah gagal dalam upaya memulihkan keamanan di kawasan Timur Tengah. Dia juga mengatakan, negara-negara Muslim seharusnya tidak tinggal diam terhadap gerakan-gerakan anti-Islam.
Erdogan juga menyerukan diperkuatnya hubungan bilateral antara Ankara dan Teheran.
Selain masalah kerjasama internasional, program nuklir Iran menjadi salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan antara Jalili dengan Erdogan, namun masih belum ada rincian yang dirilis.
Jalili tiba di Turki pada hari Jumat lalu, setelah berkunjung ke Syria, dimana ia menggelar pembicaraan dengan para pejabat senior Syria, termasuk Presiden Bashar al-Assad dan Menteri Luar Negeri Walid al-Muallem.
Bulan Mei silam, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa negaranya dan juga Syria berada di belakang Palestina untuk mendukung perjuangan melawan Israel. Hal tersebut diungkapkan Ahmadinejad ketika bertemu dengan presiden Syria.
Kunjungan Ahmadinejad ke Syria dilakukan ketika AS tengah berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan kedua negara tersebut.
Bersama dengan Presiden Bashar Al-Assad dalam sebuah konferensi pers, Ahmadinejad mengatakan bahwa aliansi kedua negara akan mampu meraih kemenangan dalam hal pencegahan upaya mendominasi Timur Tengah yang dilakukan oleh negara-negara besar.
“Sejak awal, Syria dan Iran memang telah bersatu dan sepakat untuk berdiri di samping para pejuang Palestina,” kata Ahmadinejad. “Mereka akan terus berjuang. Kami melihat bahwa gerakan perlawanan akan terus berlanjut hingga seluruh wilayah terjajah telah mampu dibebaskan.”
Pada bulan November lalu, Iran menggelar latihan udara dalam skala besar untuk menguji coba sistem pertahanan anti pesawat udaranya yang terbaru. Uji coba tersebut digelar dalam waktu lima hari berturut-turut, demikian disampaikan oleh menteri pertahanan Iran.
“Sistem pertahanan udara baru milik Kementerian Pertahanan Iran akan diujicoba dalam latihan Aseman-e-Velayat 2,” kata Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi.
Sementara itu, seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) melontarkan peringatan bahwa Iran akan menghancurkan setiap upaya untuk menyerang negara tersebut. Ia menambahkan bahwa Iran memiliki kemampuan pertahanan yang mumpuni untuk menembak jatuh pesawat-pesawat canggih Israel.
“Kami pastikan, jika sampai terjadi serangan, maka pesawat-pesawat F-15 dan F-16 Zionis akan terperangkap oleh sistem pertahanan udara kami untuk kemudian dihancurkan,” kata komandan pasukan udara IRGC, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.
“Dan jika ada satu saja pesawat Zionis yang mampu lolos dari sistem pertahanan udara Iran, maka sebelum pesawat itu sempat mendarat di pangkalan udaranya, pesawat tersebut akan dihancurkan oleh peluru kendali darat kami,” kata sang komandan di tengah meningkatnya retorika perang Israel yang menentang program nuklir damai Iran.
“Zionis boleh saja memulai perang, tapi tidak diragukan lagi bahwa akhir perang tersebut akan bergantung pada keinginan kami,” kata Hajizadeh. (dn/pv/jp) www.suaramedia.com
Sekretaris Dewan Tertinggi Keamanan Nasional, Saeed Jalili, yang tengah melakukan kunjungan resmi ke Turki, menyampaikan permintaan tersebut pada hari Jumat lalu, ketika bertemu dengan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Jalili mengatakan bahwa dunia harus memanfaatkan secara optimal segala bentuk upaya hukum dan politik untuk menghadapi Israel. Menurutnya, hal itu hanya mungkin tercapai dengan melakukan konsolidasi hubungan regional dan menggalang dukungan internasional.
Erdogan juga menggarisbawahi pentingnya kerjasama regional, ia menambahkan bahwa pasukan asing telah gagal dalam upaya memulihkan keamanan di kawasan Timur Tengah. Dia juga mengatakan, negara-negara Muslim seharusnya tidak tinggal diam terhadap gerakan-gerakan anti-Islam.
Erdogan juga menyerukan diperkuatnya hubungan bilateral antara Ankara dan Teheran.
Selain masalah kerjasama internasional, program nuklir Iran menjadi salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan antara Jalili dengan Erdogan, namun masih belum ada rincian yang dirilis.
Jalili tiba di Turki pada hari Jumat lalu, setelah berkunjung ke Syria, dimana ia menggelar pembicaraan dengan para pejabat senior Syria, termasuk Presiden Bashar al-Assad dan Menteri Luar Negeri Walid al-Muallem.
Bulan Mei silam, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa negaranya dan juga Syria berada di belakang Palestina untuk mendukung perjuangan melawan Israel. Hal tersebut diungkapkan Ahmadinejad ketika bertemu dengan presiden Syria.
Kunjungan Ahmadinejad ke Syria dilakukan ketika AS tengah berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan kedua negara tersebut.
Bersama dengan Presiden Bashar Al-Assad dalam sebuah konferensi pers, Ahmadinejad mengatakan bahwa aliansi kedua negara akan mampu meraih kemenangan dalam hal pencegahan upaya mendominasi Timur Tengah yang dilakukan oleh negara-negara besar.
“Sejak awal, Syria dan Iran memang telah bersatu dan sepakat untuk berdiri di samping para pejuang Palestina,” kata Ahmadinejad. “Mereka akan terus berjuang. Kami melihat bahwa gerakan perlawanan akan terus berlanjut hingga seluruh wilayah terjajah telah mampu dibebaskan.”
Pada bulan November lalu, Iran menggelar latihan udara dalam skala besar untuk menguji coba sistem pertahanan anti pesawat udaranya yang terbaru. Uji coba tersebut digelar dalam waktu lima hari berturut-turut, demikian disampaikan oleh menteri pertahanan Iran.
“Sistem pertahanan udara baru milik Kementerian Pertahanan Iran akan diujicoba dalam latihan Aseman-e-Velayat 2,” kata Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi.
Sementara itu, seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) melontarkan peringatan bahwa Iran akan menghancurkan setiap upaya untuk menyerang negara tersebut. Ia menambahkan bahwa Iran memiliki kemampuan pertahanan yang mumpuni untuk menembak jatuh pesawat-pesawat canggih Israel.
“Kami pastikan, jika sampai terjadi serangan, maka pesawat-pesawat F-15 dan F-16 Zionis akan terperangkap oleh sistem pertahanan udara kami untuk kemudian dihancurkan,” kata komandan pasukan udara IRGC, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.
“Dan jika ada satu saja pesawat Zionis yang mampu lolos dari sistem pertahanan udara Iran, maka sebelum pesawat itu sempat mendarat di pangkalan udaranya, pesawat tersebut akan dihancurkan oleh peluru kendali darat kami,” kata sang komandan di tengah meningkatnya retorika perang Israel yang menentang program nuklir damai Iran.
“Zionis boleh saja memulai perang, tapi tidak diragukan lagi bahwa akhir perang tersebut akan bergantung pada keinginan kami,” kata Hajizadeh. (dn/pv/jp) www.suaramedia.com