Komunitas alQuds Invision

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

    kebajikan Theologis Katolik /Kristen

    avatar
    ahmad ismail
    Kafilah
    Kafilah


    Posting : 9
    Poin : 23

    kebajikan Theologis Katolik /Kristen Empty kebajikan Theologis Katolik /Kristen

    Post by ahmad ismail Sun 27 Dec 2009, 20:27

    Oleh Ahmad Ismail Fernandez

    Kebajikan theologis -terutama nilai eskatologis- Kristen/Katolik mulai mengalami dekadensi moral pada awal abad Kedua. Di mana dalam tata laksana peribadatan dimasukan unsur-unsur kekafiran yang ada di sekelilingnya, terutama budaya Hellenisme Paganisme dan Arianisme dan beberapa aliran lainnya yang hidup tumbuh dan berkembang pada masa itu dengan sangat suburnya.
    Contoh kasus yang pertama dan utama (akibat kebajikan kaisar dan Uskup) adalah masalah penghapusan dosa dalam kebajikan teologis terutama dalam nilai ‘eskatologis’.’ Keputusan tentang penghapusan dosa,diputuskan pada tahun 217 M oleh Uskup Calixtus, yang memaklumkan bahwa ia selaku Uskup berhak mengampuni dosa, terutama dosa perzinahan (diampuni melalui perzinahan). Sementara dosa-dosa yang lainnya dapat diampuni apabila si pendosa membayar dengan uang tunai atau barang dalam jumlah tertentu. Keputusan Uskup Calixtus yang yang mendapat persetujuan Gereja dan kaisar ini membawa dampak dekadensi moral Iman Kristiani di dalam Gereja itu sendiri. Sebagian besar anggota jamaatnya tidak setuju dengan ajaran dan praktek Calixtus ini.
    Di bawah Presbiter (ketua/penatua) Hippolytus, mereka yang tidak setuju ini memisahkan diri dari Gereja Calixtus, yang pada hemat (pendapat) mereka hal tersebut sudah dinajiskan (diharamkan) oleh dunia. Akan tetapi ajaran dan praktek Calixtus ini kemudian menang di dalam seluruh Gereja yang berserakan di wilayah kekaisaran Romawi. Dengan demikian kedudukan sang Uskup semakin kokoh dan kekuasaannya semakin tidak terbatas, karena pewarisan jabatan Rasuli, dan dengan (sebagai) pengantaraan Tuhan dengan jemaatnya dalam perjamuan susi selaku Imam yang oleh kuasa Roh Kudusnya ia berhak mengampuni dosa.
    Semenjak saat itu hingga akhir abad ke tiga Belas praktek-praktek ini di kembangkan dalam tata cara peribadatan dalam Gereja dan dewasa ini praktek yang dijalankan Calixtus itu masih dipertahankan dalam kebaktian-kebaktian Gereja Katolik sehingga memuarakan segala upaya dan kekaryaan Uskup, Pastor dan para Klerus bermuara pada praktek setan.

    Hal ini bukanlah sesuatu yang berlebihan, karena pada masa itu mereka hidup di dalam negara agama (Negara Gereja), di mana mereka mengejar kekuasaan, kehormatan, materi, wanita dan lain sebagainya.dan dewasa ini mereka hidup dalam istana istana yang bisa ditebus dengan harga sebuah pulau.

    Segala kelakuan mereka tidak ada bedanya dengan kelakuan kaisar-kaisar Romawi (Italli) lainnya pada zaman dahulu yang hidup dalam percabulan, kemewahan, cinta diri, menjadi suatu hal yang seharusnya terjadi di dalam istana ke Uskupan. Bourgia menjadi salah satu contoh dalam kasus yang sangat mulia ini.

    Contoh lain dalam kasus ini adalah kasus perayaan Natal. Pada awalnya perayaan Natal ini diperingati sebagai peringatan akan Baptisan Yesus setiap tanggal 6 Januari. Tetapi dalam perkembangan dirubah menjadi tangga l25 Desember, yang mana pada hari itu diperingati sebagai hari kelahiran Dewa Matahari yang tidak terkalahkan, Dewa Kaisar Romawi.

    Roh Roma yang lebih mengutamakan praktek percabulan dan Roh Timur yang suka berfilsafat dan mistik, membuat pokok-pokok kebajikan teologis, terutama dalam Nilai Eskalogis sukar untuk dipersatukan dalam abad-abad berikutnya. Sekalipun demikian, dalam pertentangan ini ada Juga titik persamaannya, yaitu: Gereja Barat (Roma Katolik) dan Gereja Timur (Anglikan) bukan lagi suatu perkumpulan Rohani yang bersumber pada firman Tuhan. Karena di mana-mana anggota jemaatnya bersandar pada Uskupnya, karena hanya Uskup sajalah yang dapat memberikan perlindungan dan pengampunan dengan ajaran-ajarannya yang sesat.

    Kebenaran firman Tuhan ditukar dengan kuasa dan jabatan Uskup yang selaku pengganti rasul-rasul Yesus. Sangat tidak berlebihan Tertullianus menyindir para Uskup di Gereja Barat dengan mengatakan “Gereja adalah Jumlah Uskup”.

      Waktu sekarang Tue 14 May 2024, 15:35